IPAL RUMAH SAKIT

Secara Umum Yang Di Maksud Dengan Air Limbah (Sewage) Adalah Excreta Manusia, Air Kotor Dari Dapur, Kamar Mandi Dari WC, Dari Perusahan – Perusahan Termasuk Pula Air Kotor Dari Permukaan Tanah Dan Air Hujan. Sewage Di Bedakan Menjadi Domestic Sewage  Yang Berasal Dari Rumah – Rumah Dan Industrial Sewage Yang Berasal Dari Sisa – Sisa Proses Industry (Entjang).

Air Limbah Rumah Sakit Adalah Semua Limbah Cair Yang Berasal Dari Rumah Sakit Yang Kemungkinan Mengandung Mikroorganisme, Bahan Kimia Beracun , Dan Radioaktif (Sanropie).Limbah Cair Yang Di Hasilkan Dari Sebuah Rumah Sakit Umum Nya Banyak Mengandung Bakteri, Virus, Senyawa Kimia, Dan Obat-Obatan Yang Dapat Membahayakan Bagi Kesehatan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit Tersebut.

Air Limbah Rumah Sakit Adalah Seluruh Buangan Cairan Yang Berasal Dari Hasil Seluruh Kegiatan Rumah Sakit Yang Meliputi Limbah Domestik Cair Yakni Buangan Kamar Mandi, Dapur, Air Bekas Pencucian Pakaian; Limbah Cair Klinis Yakni Air Limbah Yang Berasal Dari Kegiatan Klinis Rumah Sakit, Misalnya Air Bekas Cucian Luka , Cucian Darah. Dll; Air

  1. Tipe Rumah Sakit
  2. Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit

Air Limbah Rumah Sakit Adalah Seluruh Buangan Cair Rumah Sakit Yang Berasap Dari Hasil Peroses Kegiatan Rumah Sakit, Secara Umum Limbah Rumah Sakit Dapat Di Bedakan Sesuai Dengan Kegiatan Yang Memproduksinya Yaitu : Limbah Laboratorium; Dan Lainnya. Sumber-Sumber Pencemaran Dari Limbah Cair Rumah Sakit  Tentunya Sangat Berpotensi Mengganggu Kesehatan Lingkungan Maupun Kesehatan Manusia.

E.Sumber Dan Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit

  1. Suber Dan Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit

Sumber Air Limbah Berveriasi Sesuai Dengan Tipe Rumah Sakit. Adapun Sumber Air Limbah Rumah Sakit Pada Umumnya Adalah :

  1. 1) Dapur
  2. 2) Pencucian Liner
  3. 3) Rumah Perawatan
  4. 4) Rumah Poliklinik
  5. 5) Laboratorium
  6. 6) WC Dan Kamar Mandi
  7. 7) Kamar Mayat

8)        Unit Lain Sesuai

  • Limbah Domestic Cair Yaitu :
  1. Buangan Kamar Mandi

Air Limbah Ini Di Kategorikan Sebagai Limbah Rumah Tangga, Perameterdalam Air Limbah Kamar Mandi Adalah Zat Padat, BOD, COD, Nitrigen, Phosphorus, Minyak Dan Lemak Serta Bakteriologis.

  1. Air Limbah Dapur

Air Limbah Dari Unit Dapat Rumah Sakit Umum Nya Hamper Hamper Sama Limbah Rumah Tangga Dengan Kandungan BOD, COD, Total Solid, Minyak-Lemak, Nitrogen Dan Phospat. Bahan Padatan Yang Terkandung Berupa Sisa Makanan, Sisa Potongan Sayur Dan Lain-Lain.

  1. Air Limbah Laundry, Air Bekas Cucian Pakaian.

Air Limbah Laundry Berasal Dari Unit Pencucian Bahan Kain Yang Umum Nya Bersifat Basah Dengan Kandungan Zat Padattotal Berkisar Antara 800 – 1200 Mg/l Dan Kandungan BOD Berkisar Antara 400-450 Mg/I

  • Limbah Cair Klinis Yakni Air Limbah Yang Berasal Dari Kegiatan Klinis Rumah Sakit Misalnya Air Bekas Cucian Luka, Cucian Darah Dan Lain-Lain

Air Limbah Rumah Sakit Dari Kegiatan Domestic Maupun Klinis Umumnya Mengandung Senyawa Polutan Oragnik Yang Tinggi

  • Air Limbah Laboratorium

Air Limbah Laboratorium Berasal Dari Pencucian Peralatan Laboratorium Dan Bahan Buangan Hasil Pemeriksaan Contoh Darah Dan Lain-Lain. Air Limbah Ini Umum Nya Banyak Mengandung Berbagai Senyawa Kimia Sebagai Bahan Pereaksi Suatu Pemeriksaan Contoh Darah Dan Bahan Lain.

Air Limbah Laboratorium Mengandung Bahan Antiseptic Sehingga Bersifat Toksik Terhadap Mikroorganisme Juga Mengandung Logam Berat Yang Mana Bila Air Limbah Tersebut Dialirkan Kedalam Peroses Pengolahan Secara Biologis, Oleh Karena Itu Untuk Air Limbah Yang Berasal Dari Laboratorium Diolah Tersendiri Secara Fisik Dan Kimia Selanjut Nya Hasil Olahan Nya Di Alirkan Bersama Limbah Lainnya.(Said)

  1. Tinjauan Tentang Pengolahan Air Limbah

Pada Awalnya Tujuan Utama Pengelolahan Air Limbah Adalah Untuk Menghilangkan Bahan-Bahan Tersupensi Dan Terapung, Pengolahan Bahan Organic Biodegradable Serta Mengurangi Organisme Pathogen, Namun Sejalan Dengan Perkembangan Nya, Tujuan Pengolahan Air Limbah Sekarang Ini Juga Terkait Dengan Aspek Estetika Dan Lingkungan (Mulia)

Notoatmojo Mengatakan, Tujuan Utama Pengelolahan Air Limbah Adalah Untuk Mengurangi BOD, Partikel Tercampur Serta Membunuh Organisme Pathogen. Selain Itu, Di Perlukan Juga Tambahan Pengelolahan Untuk Menghilangkan Bahan Nutrisi, Komponen Beracun Serta Bahan Yang Tidak Dapat Didegradasikan Agar Konsentrasi Yang Ada Menjadi Rendah. Untuk Itu Di Perlukan Pengelolahan Secara Bertahap Agar Bahan Tersebut Dapat Di Kurangi

Pengelolahan Air Limbah Tersebut Di Bagi Menjadi 5 (Lima) Tahap (Syawal) :

  1. Pengelolahan Awal (Peretreatment)

Tahap Pengolahan Ini Melibatkan Peroses Fisik Yang Bertujuan Untuk Menghilangkan Padatan Tersuspensi Dan Minyak Dalam Aliran Air Limbah. Beberapa Peroses Pengolahan Yang Berlangsung Pada Tahap Ini Ialah Screen And Grit Removal  (Bak Penangkap Dan Penyedot Pasir ), Equalization And Stroge  ( Pengupulan Dan Pengendapan Pasir Di Dasar Bak Pengelolahan), Serta Oil Separation  (Pemisahan Minyak).

  1. Pengelolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada Dasarnya, Pengolahan Tahap Pertama Ini Masih Memiliki Tujuan Yang Sama Dengan Pengolahan Awal. Letak Perbedaan Nya Ialah Pada Peroses Yang Berlangsung. Peroses Yang Terjadi Pada Pengolahan Tahap Pertama Ialah Neutralization (Penetralan Atau Mayoritas Kerikil, Lumpur Dan Menghilangkan Zat Padat), Chemical Addition And Coagulation  (Penambahan Zat Kimia Dan Koagulasi/Pengentalan), Flotation (Pengapungan), Sedimentation  (Sedimentasi/Pengendapan), Dan  Flotation (Filtrasi/Penyaringan).

  1. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment )
    Pengolahan Tahap Ke Dua Di Rencanakan Untuk Menghilangkan Zat-Zat Terlarut Dari Air Limbah Yang Tidak Dapat Di Hilangkan Dalam Peroses Fisik Biasa. Peralatan Pengolahan Yang Umum Di Gunakan Pada Pengolahan Tahap Ini Ialah Activated Sluge  (Penggunaan Lumpur Aktif), Anaerobic Lagoon (Aerasi/Proses Penambahan Oksigen), Stabilization Basin (Stabilisasi Pada Bak Reactor ), Rotating Biological Contactor  (Metode Pemanfaatan Kemampuan Mikroba Untuk Merombak Bahan Cemaran Menjadi Senyawa Yang Setabil), Serta Anaerobic Contactor And Filter  (Metode Pemanfaatan Mikroba Dan Penyaringan).
  1. Pengolahan Tahap Ketiga ( Tertiaty treatment )
    Peroses-Peroses Yang Terlibat Dalam Pengolahan Air Limbah Tahap Ketiga Ialah Coagulation And Sedimentation (Pengentalan Dan Pengendapan), Filtration (Penyaringan), Carbon Adsorption (Penyerapan Dengan Penggunaan Karbon Aktif/Arang Batok Kelapa), Ion Exchange (Pergantian Ion), Membrane Separation (Pemisahan Membra), Serta Thickening Gravity Or Flotation (Pengentalan Dan Pengapungan).
  1. Pengolahan Lumpur ( Sludge Treatmen )
    Lumpur Yang Terbentuk Sebagai Hasil Ke Empat Tahap Pengolahan Sebelum Nya Kemudian Di Olah Kembali Menjadi Peroses Digestion Or Wet Combustion (Pencernaan Lumpur Aktif Guna Menstabilkan Lumpur Melalui Pembusukan Zat Organic Dan Anorganik Yang Bebas Dari Molekul Oksigen), Pressure Filtration (Penyaringan Dan Tekanan), Vaccum Filtration (Penyaringan Hampa Udara), Centrifugation (Pemutaran Sentrifugal), Lagooning Or Drying Bed (Pengeringan Dan Pembuangan Di Tanah), Incineration (Meliputi Pembakaran, Oksidasi Basah, Dan Pengeringan Dengan Panas), Atau Landfill (Pengisian Tanah Dari Pembuangan Lumpur).
  1. Prinsip Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Air Limbah Rumah Sakit Adalah Seluruh Buangan Cair Yang Berasal Dari Hasil Peroses Seluruh Kegiatan Rumah Sakit Yang Meliputi Limbah Domestik Cair, Limbah Cair Klinis , Air Limbah Laboratorium Dan Lain Nya (Alamsyah). Air Limbah Rumah Sakit Yang Berasal Dari Buangan Domestic Maupun Buangan Limbah Cair Klinis  Umum Nya Mengandung Senyawa Organic Yang Cukup Tinggi Dan Dapat Diolah Dengan Peroses Pengolahan Secara Biologis. Sedangkan Air Limbah Rumah Sakit Yang Berasal Dari Laboratorium Biasa Nya Banyak Mengandung Logam Berat Yang Mana Bila Air Limbah Tersebut Di Alirkan Kedalam Proses Pengolahan Biologis, Logam Berat Tersebut Dapat Mengganggu Proses Pengolahannya. (Said)

Oleh Karena Itu Untuk Mengelolah Limbah Rumah Sakit, Air Limbah Yang Berasal Dari Laboratorium Dipisah Dan Ditampung Kemudian Diolah Secara Kimia-Fisika, Selanjutnya Air Olahannya Di Alirkan Bersama-Sama Limbah Lainnya Dan Selanjut Nya Diolah Dengan Peroses Pengolahan Secara Biologis. (Said),

                Menurut Dit. Jen. PPM & PLP, Depkes (1996) Prinsip Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Adalah :

  1. Saluran Pembuangan Air Limbah Harus Menggunakan Sistem Saluran Tertutup, Kedap Air Dan Limbah Harus Mengalir Dengan Lancar.
  2. Rumah Sakit Harus Memiliki Unit Pengolahan Limbah Sendiri Atau Bersama-Sama Secara Kolektif Dengan Bangunan Di Sekitar Yang Memenuhi Persyaratan Teknis, Apa Bila Belum Ada Atau Tidak Terjangkau Sistem Pengolahan Air Limbah Perkotaan.
  3. Kualitas Limbah (Effluent) Rumah Sakit Yang Akan Di Buang Ke Lingkungan Harus Memenuhi Persyaratan Baku Mutu Effluent Sesuai Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku.

Menurut Said Dan Wahjono, Untuk Mengolah Air Yang Mengandung Senyawa Organic Umum Nya Menggunakan Teknologi Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Atau Gabungan Antara Proses Biologis Dengan Peroses Kimia-Fisika. Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Aerobik Secara Garis Besar Dapat Dibagi Menjadi Tiga Yakni Proses Biologis  Dengan Biakan Tersusoensi (Suspended Cultere), Peroses Biologis Dengan Biakan Melekat (Attached Culture) Dan Peroses Pengolahan Dengan Sistem Lagoon Atau Kolom. Teknologi Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Secara Biologis Aerobic Yang Sering Di Gunakan Antara Lain: Peroses Lumpur Aktif/Konvensional (Actived Sludge Proces), Reactor Biologis Putra (Rotating Biological Contaktor,RBC), Proses Aerasi Kontak (Contact Aeration Proces), Peroses Pengolahan Dengan Biofilter “Up Flow”, Serta Peroses Pengolahan Dengan System Biofilter  Anaerob-Aerob.

Menurut Pruss A.Pengelolaan Limbah Layanan Kesehatan (Rumah Sakit) Terbagi Atas:

  1. Pengolahan Limbah Berhubungan Dengan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Perkotaan.

Di Negara Yang Tidak Mengalami Epedemi Penyakit Usus Dan Bukan Wilayah Endemik Kecacingan, Pembuangan Limbah Cair Yang Tidak Di Olah Dari Intasi Layanan Kesehatan Ke Saluran Pembuangan Perkotaan Di Perbolehkan Asalkan Memenuhi Persyaratan Berikut :

  1. Bakteri Sampai 95%-Nya.
  2. Lumpur Yang Dihasilkan Oleh Intalasih Pengolahan Limbah Akan Menjalani Pengolahan Anaerob Sehingga Hanya Menyisahkan Satu Telur Cacing Per Liter Dalam Lumpur Yang Sudah Diolah.
  3. Sistem Pengelolahan Limbah Pada Instansi Layanan Ke Sehatan Mempertahankan Standar Yang Tinggi Dan Menjamin Bahwa Limbah Cair Yang Di Hasilkan Tidak Akan Mengandung Zat Kimia Toksik, Sediakan Farmasi, Radionuklida, Obat-Obatan Sitotoksik, Dan Antibiotic.
  4. Ekskreta Yang Berasal Dari Pasien Yang Menerima Obat-Obatan Sitotoksik, Dan Antibiotic.

Pengolahan Di Tempat  Atau Pra- Pengolahan

  1. Saluran Pembuangan Perkotaan Di Hubungkan Dengan Instalasi Pengolahan Limbah Yang Menjamin Dapat Menghilangkan
  1. Limbah Cair

Banyak Rumah Sakit, Terutama Rumah Sakit Yang Sistem Pembuangannya Tidak Terhubung Dengan Instalasi Pengolahan Limbah Kota, Memiliki Intelasi Pengelolah Limbah Nya Sendiri. Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Di Tempat Hanya Akan Efisien Jika Mencakup Aktifitas Berikut:

  1. Pengolahan Perimer
  2. Purifikasi Biologis Sekunder.

Sebagian Besar Cacing Akan Mengendap Dalam Lumpur Akibat Proses Purifikasi Sekunder, Demikian Pula Dengan Bakteri (90-95%) Dan Virus, Dengan Demikian Walau Sudah Terbatas Dari Cacing Effluent Masing Mengandung Bakteri Dan Virus Dalam Konsentrasi Yang Infektif.

  1. Pengolahan Tersier

Effluent Sekunder Kemungkinan Akan Mengandung Minimal 20 Mg/Liter Zat Organic Terlarut Yang Jika Didesinfekasi Dengan Khlor Hasil Nya Tidak Efisien. Dengan Demikian, Effluent Harus Menjalani Pengolahan Tersier, Misalnya Pengolaman, Jika Tidak Sedia Cukup Ruang Untuk Membuat Kolam, Teknik Filtrasi  Pasir Cepat Dapat Menghasilkan  Efluen Tersier Dengan Kadar Zat Organit Yang Jauh Lebih Kurang (,10 Mg/Liter).

  1. Desinfeksi Khlor

Agar Konsentrasi Pathogen Sebanding Dengan Konsentrasi Yang Di Temukan Dalam Air Di Alam, Effeluent Tersier Harus Menjalani Desinfeksi Klor Sampai Mencapai Kadar Yang Ditetapkan. Desinfeksi Tersebut Dapat Di Lakukan Dengan Menggunakan Khlor Dioksida (Paling Efesien), Natrium Hipoklorit, Atau  Gas Khlor. Pilihan Lain Nya Adalah Dengan Melakukan Desinfeksi Sinar Ultraviolet.

Tahapan Dalam Pengelolahan Air Limbah Rumah Sakit Sebagai Berikut :

  1. Pengupulan Meliputi : Sumber, Bak Kontrol, Sistem Perpipaan Menuju Instalasi Pengolahan
  2. Pengolahan : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sesuai Kebutuhan Rumah Sakit
  3. Pembuangan : Pembuangan Air Limbah Dari Efluen IPAL Ke Seluruh Air Limbah Umum Atau Ke Badan Air.

Menurut Dit. Jen. PPM & PLP, Depkes, Prinsip Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Adalah :

  1. Saluran Pembuangan Air Limbah Harus Menggunakan Sistem Saluran Tertutup, Kedapan Air Dan Limbah Harus Mengalir Dengan Lancar.
  2. Rumah Sakit Harus Memiliki Unit Pengolahan Limbah Sendiri Atau Bersama-Sama Secara Kolektif Dengan Bangunandi Sekitar Yang Memenuhi Persyaratan Teknis, Apabila Belum Ada Atau Tidak Terjangkau Sistem Pengelolahan air Limbah Perkotaan.
  3. Kualitas Limbah (Effluent) Rumah Sakit Yang Akan Dibuang Ke Lingkungan Harus Memenuhi Persyaratan Baku Mutu Effluent Sesuai Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku.
  1. Tinjauan Umum Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Berfungsi Untuk Memproses Limbah Cair Rumah Sakit Secara Fisik  Dan Biologis.

  1. Peroses pengolahan Fisik Meliputi : Penyaringan Dengan Screen, Sedimentasi, Penghancuran Padat-Padatan Dengan Menggunakan Comminutor Yang Bertujuan Agar Kandungan Limbah Cair Yang Terdiri Dari Bahan-Bahan Organik Dapat Didegradasi. Limbah Cair Sebelum Memasuki Unit IPAL Utama Melalui Bak Control Terlebih Dahulu Untuk Memisahkan Padatan-Padatan Kasar Yang ikut Bersama Dengan Air Limbah.
  1. Peroses Pengolahan Biologis : Dengan Menggunakan Jasa Mikroba (Syroby Atau Biodetex) Pendegradasi Limbah Cair.

Setelah Melalui Proses Pengolahan Limbah Cair Dalam Unit Pengolahan Limbah, Maka Hasil Buangan Yang Di Hasilkan Dapat Memenuhi Standar  Yang Di Tetapkan Pemerintah.

Berdasarkan Proses Pengolahannya, Maka Sistem IPAL Dibagi Dalam Beberapa Tahap Sebagai Berikut :

  1. Pretreatment (Pra Pengolahan) Limbah Cair

Merupakan Tahap Awal Yang Dilakukan Sebelum Limbah Cair Masuk Kedalam Proses Pengolahan Utama. Dalam Tahap Pretreatment Ini Beban Kandungan Limbah Cair Akan Di Reduksi (COD Dan BOD Di Reduksi 20-35%, Suspended Solid Direksi 60-70%)

Proses Pretreatment Menggunakan Proses Fisika Mekanik Dan Bertujuan Untuk :

  1. Mengurangi Beban Limbah Cair Yang Akan Masuk Ke Dalam Proses Pengolahan Utama.
  2. Menghomogenkan Dan Menetralisasi pH Lingkungan Cair
  3. Memisahkan/Menyaring Bahan-Bahan Atau Padatan-Padatan Atau Sampah Yang Dapat Mengganggu Proses Pengolahan Utama Maupun Mengganggu Peralatan Yang Ada.
  4. Memisahkan Pemantauan/Pengecekan Limbah Cair Sebelum Masuk Ke Dalam Proses Pengelolahan Utama.
  5. Mengatur Jumlah Limbah Perjamnya Yang Akan Diolah Sehingga Tidak Terjadi “Overloading” Yang Dapat Mengganggu Proses Pengelolahan Limbah Cair.

Dalam Proses Pretreatment Ini Di Bagi Dalam Beberapa Bagian Sebagai Berikut :

-Grease Treatment (Pretreatment Dapur)

Bertujuan Untuk Memisahkan Lemak Ataupun Padatan/Sampah Yang Terbawa Dalam Aliran Limbah Cair Dalam Pipa, Sehingga Dengan Demikian Dapat Menghindarkan Penyempitan/Penyumbatan Pipa Dan Menurunkan Beban Polutan Yang Akan Di Olah.

-Pretreatment Laundry

Bertujuan Untuk Memisahkan Padatan (Susoended Solid), Lemak, Kotoran-Kotoran Lainnya Sehingga Dapat Menurunkan Beban Limbah Cair Yang Akan Masuk Ke Dalam Unit Pengolahan Limbah Cair.

-Screening Treatment

Bertujuan Menyaring Padatan/Sampah Yang Terbawa Dalam Limbah Cair Sehingga Proses Pengolah Utama Tidak Terganggu Dan Tidak Terjadi Penyumbatan Pipa-Pipa Air Limbah.

-Heavy Metal Precipitator

Bertujuan Untuk Menetralisir Dan Mereduksi Kandungan Logam Berat Yang Ada Dalam Limbah Cair Yang Berasal Dari Laboratorium Sehingga Tidak Mengganggu Pada Unit IPAL Utama.

-Ekualisasi

Bertujuan Menghomogenkan Kondisi Limbah Cair Dan Menetralkan pH Limbah Yang Ada Dengan Menggunakan H2SO4 Atau NaOH. Setelah Di Homogenkan Dan Dinetralkan, Maka Limbah Cair Tersebut Siap Untuk Diolah Biologis.

-Aero-Reactor

Setelah Melalui Terhadap Pretreatment, Kemudian Limbah Cair Di Alirkan Ke Unit Aero-Aero Untuk Di Peroses Secara Biologis Menggunakan Jasa Mikroba (Bakteri) Aerobic Pendegradasi Polutan Sehingga Hasil Olahan Limbah Cair Yang Di Keluarkan Ke Lingkungan Susah Memenuhi Syarat Standar Baku Mutu Pemerintah. Reduksi Beban Polutan Limbah Cair Di Dalam Tahapan Ini Dapat Mencapai 70-90% (COD Dan BOD).

Menurut Balai Teknik  Kesehatan Lingkungan Yogyakarta-Biomedia Filteration Technology

Mikroba (Bakteri) Pendekrasi Limbah Kemudian Di Tumbuh Kembangkang Pada Packing Media Khusus Untuk Optimalisasi Aktifitas Nya Dalam Limbah Cair.

-Khlorinasi

Bertujuan Untuk Limbah Cair Yang Sudah Melalui Proses Pengolahan Dan Sudah Layak Di Buang Ke Lingkungan/Badan Air Maka Melalui Proses Desinfektan Dengan Menggunakan Khlorin Untuk Membunuh Bakteri-Bakteri Yang Tersisa

  1. Tinjauan Tentang Volume Air Limbah Rumah Sakit

Pada Dasarnya Sumber Air Limbah Rumah Sakit Berferiasi Sesuai Dengan Jenis Dan Tipe Rumah Sakit. Umumnya Sumber Air Limbah Rumah Sakit Berasal Dari Dapur, Ruangan Bersalin , Ruang Operasi, Ruang Perawatan, Ruang Poliklinik, Kamar Mandi, Kamar Mayat, Dan Unit Lain Sesuai Kelas Rumah Sakit (Sutriani).

, Jumlah Dan Volume Limbah Cair Yang Dihasilkan Persatu Waktu (Debit) Dan Jenis Limbah Cair Yang Di Hasilkan Tergantung Pada Ukuran, Fungsi Dan Jenis Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit. Debit Limbah Cair Yang Di Hasilkan Dari Rumah Sakit Dapat di Perhitungkan Dari Jumlah Karyawan, Jumlah Tempat Tidur (Bed), Tingkat Hunian Rata-Rata Per Hari Dan Ada Tidak Nya Sarana Penunjang Lain Seperti Asrama Perawat Dan Lain Lain Yang Biasanya Limbah Cairan Nya Di Alirkan Dari Olahan Menjadi Satu.

Debit Limbah Cair Tersebut Dapat Di Perkirakan Lebih Kurang 85-95% Dari Jumlah Air Yang DI Pergunakan Dalam Kegiatan Pelayanan Yaitu Di Perhitungkan Dari Jumlah Karyawan Dan Jumlah Tempat Tidur/Bad Yang Ada.

Untuk Setiap Karyawan = 40 Liter/Karyawan/Hari

Untuk Setiap Bed          = 650 Liter/Bed/Hari