IPAL INDUSTRI

Dalam Kegiatan Peroduksi Di Perlukan Berbagai bahan, Air Dan Energi Untuk Menghasilkan Suatu Produk Tertentu. Namun Demikian, Dalam Proses Produksitidak Ada Efisiensi Yang Sempurna, Sehingga Masih Di Hasilkan Limbah Baik Padat, Cair Ataupun Gas.

Berdasarkan Definisinya, Limbah Adalah Sisa Hasil Proses Produksi Yang Sudah Tidak Dimanfaatkan Lagi Dan Harus Di Kelolah Agar Tidak Menimbulkan Pencemaram Dan Penurunan Kualitas Lingkungan. Sedangkan Air Limbah Didefinisikan Sebagai Sisa Hasil Proses Produksi Yang Sudah Tidak Dimanfaatkan Lagi Dan Harus Dikelolah Agar Tidak Menimbulkan Pencemaran Dan Penurunan Kualitas Lingkungan. Dengan Demikian, Setiap Limbah Yang Dihasilkan Perlu Dikelola Secara Baik Berdasarkan Karakteristiknya Agar Dapat Menurunkan Kualitas Bahan Pencemar Yang Terkadang Didalamnya Dan Aman Di Buang Ke Lingkungan.
Berdasarkan Definisinya, Limbah Adalah Sisa Hasil Proses Prodiksi Yang Sudah Tidak Dimanfaatkan Lagi Dan Harus Dikelola Agar Tidak Menimbulkan Pencemaran Dan Penurunan Kualitas Lingkungan. Sedangkan Air Limbah Didefinisikan Sebagai Sisa Hasil Proses Produksi Yang Berbentuk Cair Yang Sudah Tidak Dimanfaatkan Lagi Dan Harus Dikelola Agar Tidak Menimbulkan Pencemaran Dan Penurunan Kualitas Lingkungan. Dengan Demikian, Setiap Limbah Yang Dihasilkan Perlu Dikelola Secara Baik Berdasarkan Karakteristiknya Agar Dapat Menurunkan Kualitas Bahan Pencemaran Yang Terkadang Didalamnya Dan Aman Di Buang Ke Lingkungan.

IPAL Industri Bakpia

Agroindustri Atau Industri Pengolahan Hasil Pertanian Merupakan Salah Satu Industri Yang Menghasilkan  Air Limbah Yang Dapat Mencemari Lingkungan. Bagi Industri-Industri Besar, Seperti Industri Pengolahan Kelpa Sawit, Teknologi Pengolahan Limbah Cair Yang Di gunakan Mungkin Sudah Memadai, Namun Tidak Demikian Bagi Industri Kecil Atau Sedang. Namun Demikian, Mengingat Tingginya Potensi Pencemaran Yang Di Timbulkan Oleh Air Limbah Yang Tidak Dikelola Dengan Baik Maka Diperlukan Pemahaman Dan Informasi Mengenai Pengolahan Air Limbah Secara Besar.

Pengelolahan Limbah Adalah Kegiatan Terpadu  Yang Meliputi Kegiatan Pengurangan (Minimization), Segregasi (Segregation), Penanganan (handling), Pemanfaatan Dan Pengelolahan Limbah. Dengan Demikian Untuk Mencapai Hasil Yang Optimal, Kegiatan-Kegiatan Yang Melikupi Pengolaan Limbah Perlu Dilakukan Dan Bukan Hanya Mengandalkan Kegiatan Pengelolahan Limbah Saja.

Bila Pengelolaan Limbah Hanya Diarahkan Pada Kegiatan Pengelolahan Limbah Maka Beban Kegiatan Di Instalasi Pengelolahan Air Limbah Akan Sangat Berat, Membutuhkan Lahan Yang Lebih Luas, Peralatan Lebih Banyak, Teknologi Dan Biaya Lebih Tinggi. Kegiatan Pendahuluan Pada Pengelolahan Limbah (Pengurangan, Segregasi Dan Penanganan Limbah) Akan Sangat Membantu Mengurangi Beban Pengolahan Limbah Di IPAL.

Saat Inipun, Tren Pengelolaan Limbah Di Industri Adalah Menjalankan Secara Terintergrasi Kegiatan Pengurangan , Segregasi Dan Handling Limbah Sehingga Menekan Biaya Dan Menghasilkan Output Limbah Yang Lebih Sedikit Serta Minim Tingkat Pencemarannya. Integrasi Dalam Pengelolaan Limbah Tersebut Kemudian Dibuat Menjadi Bagian Konsep Seperti : Produk Bersih (Cleaner Production), Atau Minimasi Limbah (Waste Minimization).
2.1. Implementasi Produksi Bersih Dan Minimasi Limbah

Secara Prinsip, Konsep Produksi Bersih Dan Minimasi Limbah Mengupayakan Dihasilkannya Jumlah Limbah Yang Sedikit Dan Tingkat Cemaran Yang Minimum. Namun, Trdapat Beberapa Penekanan Yang Berbeda Dari Kedua Konsep Tersebut Yaitu : Produksi Bersih Memulai Implementasi Dari Optimasi Proses Produksi, Sedangkan Minimasi Limbah Memulai Implementasi Dari Upaya Pengurangan Dan Pemanfaatan Limbah Yang Dihasilkan.

Produksi Bersih

Produksi Bersih Menekankan Pada Tata Cara Produksi Yang Minim Bahan Pencemar, Limbah, Minim Air Dan Energi. Bahan Pencemar Atau Bahan Berbahaya Diminimalkan Dengan Pemilihan Bahan Baku Yang Baik, Tingkat KemurnianYang Tinggi, Atau Bersih. Selain Itu Di Upayahkan Menggunakan Peralatan Yang Hemat Air Dan Hemat Energi. Dengan Kombinasi Seperti Itu Maka Limbah Yang Dihasilkan Akan Lebih Sedikit Dan Tingkat Cemarannya Juga Lebih Rendah. Selanjutnya Lebih Rendah. Selanjutnya Limbah Tersebut Diolah Agar Memenuhi Baku Mutu Limbah Yang Di Tetapkan.
Strategi Produksi Bersih Yang Telah Ditersapksn Di Berbagai Negara Menunjukan Hasil Yang Lebih Efektif Dalam Mengatasi Dampak Lingkungan Dan Juga Memberikan Beberapa Keuntungan, Antara Lain A). Penggunaan Sumber Daya Alam Menjadi Lebih Efektif Dan Efisien; B). Mengurangi Atau Mencegah Terbentuknya Bahan Pencemar; C). Mencegah Berpindahnya Pencemaran Dari Satu Media Ke Media Yang Lain; D). Mengurangi Terjadinya Resiko Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan; E). Mengurangi Biaya Penaatan Hukum; F). Terhindar Dari Biaya Pembersihan Lingkungan (Clean Up); G). Produk Yang Dihasilkan Dapat Bersaing Di Pasar Internasional; H). Pendekatan Pengaturan Yang Bersifat Fleksibel Dan Suka Rela.
Minimasi Limbah

Minimasi Limbah Merupakan Implementasi Untuk Mengurangi Jumlah Dan Tingkat Cemaran Lingkungan Yang Dihasilkan Dari Suatu Proses Produksi Dengan Cara Pengurangan,Pemanfaatan Dan Pengolahan Limbah.

Pengurangan Limbah Dilakukan Melalui Peningkatan Atau Optimasi Efisiensi Alat Pengolahan, Optimasi Sarana Dan Prasarana Pengolahan Seperti Sistem Perpipaan, Meniadakan Kebocoran, Ceceran, Dan Terbuangnya Bahan Seperti Limbah.

Pemanfaatan Ditunjukan Pada Bahan Atau Air Yang Telah Digunakan Dalam Proses Untuk Digunakan Kembali Dalam Proses Yang Sama Atau Proses Lainnya. Pemanfaatan Perlu Dilakukan Dengan Pertimbangan Yang Cermat Dan Hati-Hati Agar Tidak Menimbulkan Gangguan Pada Proses Produksi Atau Menimbulkan Pencemaran Pada Lingkungan.

Pada Kegiatan Pra Produksi Dapat Dilakukan Pemilihan Bahan Baku Yang Baik, Berkualitas Dan Tingkat Kemunian Bahannya Tinggi. Saat Produksi Dilakukan, Fungsi Alat Proses Menjadi Penting Untuk Menghasilkan Produk Dengan Konsumsi Air Dan Energi Yang Minimum, Selain Itu Diupayakan Mencegah Adanya Bahan Yang Dicecerkan Dan Keluar Dari Sistem Produksi.
Dari Tiap Tahapan Proses Dimungkinkan Dihasilkan Limbah. Untuk Mempermudah Pemanfaatan Dan Pengelolahan Maka Limbah Yang Memiliki Karakteristik Yang Berbeda Dan Akan Menimbulkan Pertambahan Tingkat Cemaran Harus Dipisahkan. Sedangkan Limbah Yang Memiliki Kesamaan Karakteristik Dapat Digabungkan Dalam Satu Aliran Limbah. Pemanfaatan Limbah Dapat Dilakukan Pada Proses Produksi Yang Sama Atau Digunakan Untuk Proses Produksi Yang Lain.
Limbah Yang Tidak Dapat Dimanfaatkan Selanjutnya Diolah Pada Unit Pengolahan Limbah Untuk Menurunkan Tingkat Cemarannya Sehingga Sesuai Dengan Baku Mutu Yang Ditetapkan. Limbah Yang Telah Memenuhi Baku Mutu Tersebut Dapat Dibuang Ke Lingkunga. Bila Memungkinkan, Keluaran(Out Put) Dari Instalasi Pengolahan Limbah Dapat Pula Dimanfaatkan Langsun Atau Melalui Pengolahan Lanjutan.
2.2. Pengolahan Limbah
Pengolaha Limbah Adalah Upayah Terakhir Dalam Sistem Pengolahan Limbah Setelah Sebelumnya Dilakukan Optimasi Proses Produksi Dan Pengurangan Serta Pemanfaatan Limbah. Pengolahan Limbah Dimaksudkan Untuk Menurunkan Tingkat Cemaran Yang Terdapat Dalam Limbah Shingga Aman Untuk Dibuang Ke Lingkungan.
Limbah Yang Dikeluarkan Dari Setiap Kegiatan Akan Memiliki Karakteristik Yang Berlainan. Hal Ini Karena Bahan Baku, Teknologi Proses, Dan Peralatan Yang Digunakan Juga Berbeda. Namun Akan Tetap Ada Kemiripan Karakteristik Diantara Limbah Yang Dihasilkan Dari Proses Utuk Menghasilkan Produk Yang Sama.
Karakteristik Utama Limbah Didasarkan Pada Jumlah Atau Volume Limbah Dan Kandungan Bahan Pencemarannya Yang Terdiri Dari Unsur Fisik,Biologis, Kimia Dan Radioaktif. Karakteristik Ini Akan Menjadi Dasar Untuk Menentukan Proses Dan Alat Yang Digunakan Untuk Mengelola Air Limbah.

Untuk Mengelolah Air Limbah Dapat Ditentukan Tahapan Prosesnya, Jenis Proses Dan Alat Yang Digunakan Sebagai Berikut :

  1. Tahapan Proses
    Pengelolahan Air Limbah Biasanya Menerapkan 3 Tahapan Peroses yaitu Pengolahan Pendahuluan (Pre-Treatment), Pengolahan Utama (Primary Treatment), Dan Pengolahan Akhir (Post Treatment). Pengolahan Pendahuluan Ditujukan Untuk Mengkondisikan Alitan, Beban Limbah Dan Karakter Lainnya Agar Sesuai Untuk Masuk Ke Pengolahan Utama. Pengolahan Utama Adalah Proses Yang Dipilih Untuk Menurunkan Pencemar Utama Dalam Air Limbah. Selanjutnya Pada Pengolahan Akhir Dilakukan Proses Lanjutan Untuk Mengolah Limbah Agar Sesuai Dengan Baku Mutu Yang Ditetapkan.

Jenis Proses Dan Alat Pengolahan
Terdapat 3 (Tiga) Jenis Proses Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengolah Air Limbah Yaitu : Proses Secara Fisik, Biologis Dan Kimia. Proses Fisik Dilakukan Dengan Cara Memberikan Perlakuan Fisik Pada Air Limbah Seperti Menyaring, Mengendapkan, Atau Mengatur Suhu Peroses Dengan Menggunakan Alat Screening, grit Chamber, Settling Tank/Settling Pond, Dll.
Proses Biologis Dilakukan Dengan Cara Memberikan Perlakuan Atau Proses Biologis Terhadap Air limbah Seperti Penguraian Atau Penggabungan Substansi Biologis Dengan Lumpur Aktif (Activated Sludge), Attached Growth Filtration, Aerobic Process Dan Anaerobic Process. Proses Kimia Dilakukan Dengan Cara Membubuhkan Bahwa Kimia Atau Larutan Kimia Pada Air Agar Dihasilkan Reaksi Tertentu.
Untuk Suatu Jenis Air Limbah Tertentu, Ketiga Jenis Proses Dan Alat Pengolahan Tersebut Dapat Diaplikasikan Secara Sendiri-Sendiri Atau Dikombinasikan.

Karakteristik Limbah Agroindustri

Pengetahuan Akan Karakteristik Limbah Agroindustri/Industri Pengolahan Hasil Pertanian Sangat Penting Untuk Mengembangkan Sistem Pengelolahan Limbah Yang Sesuai. Metode Penanganan Dan Pengelolahan Limbah Yang Telah Berhasil Dilakukan Untuk Limbah Industri Lain Belum Tentu Dapat Diterapkan Langsung  Pada Industri Pengolahan Hasil , Namun Perlu Ada Beberapa Penyesuaian Yang Dilakukan Karena Setiap Industri Memiliki Karakteristik Limbahnya Masing-masing.

Limbah Yang Dihasilkan Oleh Industri Pengolahan Hasil Pertanian Berveriasi Dalam Kuantitas Dan Kualitasnya. Limbah Dari Industri Ini Memiliki Karakteristik Beban Pencemaran Yang Rendah Dan Volume Cairan Tinggi Atau Beban Pencemaran Tinggi Tetapi Volume Limbahnya Rendah. Pada Umumnya Dalam Air Limbah Pengolahan Pangan, Bahan Kimia Yang membutuhkan Oksigen Berada Dalam Bentuk Teratur, Sedangan Dalam Limbah Perternakan Sebagian Besar Terdapat Dalam Bentuk Partikulat.
3.1. Industri Pengolahan Buah Dan Sayur

Karakteristik Limbah Dari Industri Pengolahan Buah Dan Sayur Memiliki Perbedaan Yang Disebabkan Perbedaan Jenis Bahan Baku, Dan Proses Peroduksi Yang Dilakukan. Namun Demikian Terhadap Persamaan Yaitu Mempunyai Kadar pH Yang Tinggi Karena Penggunaan Kaustik Seperti Alkali Dalam Proses Pengupasan Kulit. Karakteristik Lainnya Yang Relatif Sama Yaitu Kandungan Bahan Pencemarannya Yang Terdiri Dari Padatan Tersuspensi Dan Bahan Organik Yang Tinggi. Berikut Ini Ditampilkan Tabel Target Buangan Air Limbah Dari Industri Pengolahan Buah Dan Sayuran.

Tabel 3.1.
Target Buangan Air Limbah Industri Pengelolahan Buah Dan Sayuran
(Milligrams Per Liter, Kecuali pH)

Parameter Nilai Maksimum
pH
BOD
COD
TSS
Oil And Grease
Total Nitrogen
Total Phosphorus
6 – 9
50
250
50
10
10
5

Sumber : World Bank, 1998

3.2. Industri Pengolahan Kedelai


Industri  Pengolahan Berbahan Dasar Kedelai Dapat Menghasilkan Produk Tahu, Tempe, Kecap, Tauco, Dll. Dari Jenis Industri Tesebut, Pengelolahan Tahu Dan Kecap Menghasilkan Air Limbah Yang Relatif Banyak Dan Memiliki Kandungan Pencemaran Yang Tinggi.
Pengolahan Tahu


Bahan Dasar Yang Digudakan Pada Industri Pengolahan Tahu Adalah Kedelai. Limbah Cair Tahu Mengandung Bahan Organik Yang Tinggi Sehingga Bila Terurai Akan Menimbulkan Bau Yang Tidak Sedap. Limbah Cair Dari Proses Peroduksi Tahu Kuning Berwarna Kuning Keruh Dan Berbau Rebusan Kedelai Jika Masih Segar, Sedangkan Limbah Cair Dari Hasil Peroduksi tahu Putih Bewarna Putih Keruh Dengan Bau Kedelai Jika Masih Segar.

Kapasitas Produksi, Teknik Pengolahan Krdelai, Dan Penggunaan Air Akan Mempengaruhi Karakteristik Limbah Yang Dihasilkan. Pengrajin Yang Kapasitas Produksinya  Kecil Akan Menghasilkan Limbah Cair Dengan Konsentrasi Yang Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Pengrajin Tahu Kapasitas Besar.

Perajin Tahu Putih Dengan Kapasitas Produksi Di Bawah 100 Kg/Hari Menghasilkan Limbah Cair Sebanyak 150 – 430 Liter Dengan Nilai BOD 2.800 – 4.300 Mg/I, TSS 651 – 629 Mg/I, pH 3,4 – 3,8 Dan 1,5 – 2,2 Mg/I, Sedangkan Pada Kapasitas Produksi Di Atas 100 Kg/Hari Jumlah Limbah Cair Yang Dihasilkan Melebihi 1.000 Liter, BOD 4.100 Mg/I, TSS Di Atas 640 Mg/I, pH 3,56 Dan DO 1,93 Mg/I.
Limbah Cair Pada Pengolahan Tahu Kuning Dengan Kapasitas Produksi Di Bawah 100 Kg/Hari Menghasilkan Jumlah Limbah Cair Dihasilkan Sebanyak 460 – 780 Liter Dengan Nilai BOD 3.500 – 4.600 Mg/I, TSS 716 – 760 Mg/I, pH 3,8 – 3,9 Dan DO 1,3 – 1,5 Mg/I, Sedangkan Kapasitas Produksi Di Atas 800 Mg/I, pH 3,66 Dan DO 1,2 Mg/I.
3.3 Industri Pengolahan Daging

Kategorti Industri Yang Termasuk Dalam Pengolahan Daging Adalah Industri Yang Melakukan Kegiatan Penyembelihan Hewan, Mengolah Karkas Menjadi Daging Segar, Kaleng Atau Produk Daging Lainnya.

Industri Pengolahan Daging Berpotensi Untuk Menghasilkan Limbah Padat Dan Air Limbah Dalam Jumlah Besar Dengan Kandungan BOD Dapat Mencapai 600 Mg/I. Pada Proses Pemotongan Hewan BOD Mencapai 8.000 Mg/Liter Dan Suspended Solid (SS) Mencapai 800 Mg/Liter Atau Lebih. Selain Itu Pada Kegiatan Ini Juga Dihasilkan Bau Yang Menyengat.

Limbah Cair Rumah Potong Hewan Dihasilkan Dari Kegiatan Perkandangan Dan Pemotongan Ternak. Dari Perkandangan Ternak Limbah Cair Dihasilkan Dari Kegiatan Pencucian/Sanitasi Kandang, Urine Ternak Dan Air Atau Limbah Cair Yang Terkontaminasi Limbah Padat (Sisa Pakan Dan Kotoran Ternah).

 

Pencemaran Air Adalah Masuknya Makhluk Hidup, Zat Energi Atau Komponen Lain Ke Dalam Air Oleh Kegiatan Manusia Sehingga Kualitas Air Turun Sampai Ketingkat Tertentu Yang Menyebabkan Air Tidak Dapat Berfungsi Sesuai Peruntukkannya. Air Yang Menyimpang Dari Keadaan Normalnya Disebut Air Tercemar, Ukuran Air Bersih Dan Tidak Tercemar Tidak Hanya Ditentukan Oleh Kemurnian Air. Biasanya Air Tercemar Akan Berubah, Baik Dari Segi Warna, Bau, Dan Lainnya. Sementara Bahan Pencemar Dan Perubahan Karakteristiknya Dalam Air Atau Badan Air Akan Dipengaruhi Oleh Beberapa Keadaan. Perilaku Pencemar Dalam Sistem Perairan Dipengaruhi Oleh Keseimbangan Kelarutan Dimana Suatu Zat Kimia Bercampur Dengan Suatu Cairan Membentuk Sebuah Sistem Yang Homogen. Badan Air Yang Tercemar Ditandai Dengan Warna Gelap, Berbau, Menimbulkan Gas, Mengandung Bahan Organik Tinggi, Kadar Oksigen Terlarut Rendah, Matinya Kehidupan Di Dalam Air Umumnya Ikan Dan Air Tidak Lagi Dapat Dipergunakan Sebagai Bahan Baku Air Minum.
Air Limbah Berperan Dalam Kehidupan Karena Selain Mengandung Air Juga Didalamnya Terdapat Zat-Zat Organik, Yang Mungkin Diperlukan Pada Batas­batas Tertentu. Oleh Sebab Itu Ada Dua Peranan Air Limbah Yaitu Peranan Positif Apabila Air Limbah Dengan Kualitas Yang Dikandung Sesuai Bagi Peruntukkannya Antara Lain Untuk Irigasi, Perikanan, Perkebunan, Perindustrian, Rumah Tangga, Rekreasi Dan Lain-Lain. Adapun Peranan Negatif Bila Air Limbah Dianggap Tidak Berguna Bagi Kehidupan Dan Berpengaruh Terhadap Manusia Dan Lingkungan Yaitu Bila Limbah Cair Tidak Sesuai Dengan Baku Mutu Limbah Cair. Oleh Karenanya Mereka Membuang Begitu Saja Tanpa Mempertimbangkan Segi Negatif Yang Mungkin Timbul Terhadap Sumber Alam Yang Berguna Bagi Kehidupan. Maksud Pembuangan Air Limbah Yang Saniter Adalah Untuk Mengurangi Pengaruh Buruk Air Limbah Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan.
Bahan Buangan Air Limbah Yang Berasal Dari Kegiatan Industri Adalah Penyebab Utama Terjadinya Pencemaran Air, Komponen Pencemaran Air Terdiri Dari :
1. Bahan Buangan
Organik Bahan Buangan Organik Pada Umumnya Berupa Limbah Yang Dapat Membusuk Atau Terdegradasi Oleh Mikroorganisme, Oleh Karena Itu Bahan Ini Seharusnya Tidak Dibuang Ke Lingkungan, Karena Akan Dapat Menaikkan Populasi Mikroorganisme Di Dalam Air.
2. Bahan Buangan Anorganik
Bahan Buangan Anorganik Pada Umumnya Berupa Limbah Yang Tidak Dapat Membusuk Dan Sulit Didegradasi Oleh Mikroorganisme. Apabila Bahan Buangan Anorganik Ini Masuk Ke Air Lingkungan Maka Akan Terjadi Peningkatan Ion Logam Di Dalam Air, Seperti Unsur Logam Timbal (Pb),Arsen (As), Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Kroom (Cr), Nikel (Ni), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) Yang Banyak Digunakan Oleh Industri Elektronik, Elektroplating Dan Industri Kimia Serta Fenol, Formaldehid Pada Industri Lem Dan Kayu Lapis.
3. Bahan Olahan Makanan
Air Lingkungan Yang Mengandung Bahan Buangan Olahan Bahan Makanan Akan Mengandung Banyak Mikroorganisme, Termasuk Pula Di Dalamnya Bakteri Pathogen, Pembuangan Limbah Yang Berasal Dari Industri Pengolahan Bahan Makanan Perlu Mendapat Perhatian Agar Bakteri Pathogen Yang Berbahaya Bagi Manusia Tidak Berkembang Biak Di Dalam Lingkungan.
4. Bahan Cairan Berminyak
Lapisan Minyak Di Permukaan Air Akan Mengganggu Kehidupan Mikroorganisme Di Dalam Air Hal Ini Disebabkan Oleh Lapisan Minyak Di Permukaan Air Akan Menghalangi Proses Difusi Oksigen Dari Udara Ke Air, Menghalangi Masuknya Sinar Matahari Sehingga Fotosintesis Oleh Tanaman Tidak Dapat Berlangsung Dan Di Dalam Lapisan Minyak Terdapat Zat-Zat Yang Beracun Seperti Benzen Dan Toluene.